Laman

Selasa, 26 Mei 2015

Mysterious Boy #Prolog

#LELAKI MISTERIUS#


1.
Nananana...
Hujan hujan turunlah segera...
Sirami bunga-bunga ini agar cepat tumbuh...
Mekar merona bersama kupu-kupu disekeliling...
Nananana....

Di sebuah taman yang ditumbuhi berbagai macam bunga nan indah yang mungkin ditempat lain tidak ada bunga seindah itu. Disitu ada seorang gadis, bersenandung ria seperti hendak menceritakan kisah asmaranya kepada peri-peri bunga, ia tersenyum membayangkan seandainya peri-peri itu akan muncul tiba-tiba dari kelopak bunga dan menari bersamanya seperti dalam imajinasinya ketika ia larut membaca novel-novel fantasi kesukaannya. Ia tidak sadar kalau sebenarnya ada yang sedang memperhatikannya sedari tadi.

"Kenapa menyanyi seperti itu?" Sapa sebuah suara.
"Siapa? Bicara denganku?" Tanya gadis itu kaget, tiba-tiba ada lelaki tampan mendekatinya.
"Kamu pikir ada orang lain selain kita disini? Atau kamu kira aku sedang menyapa mereka?" Si lelaki melihat kearah bunga-bunga.
"Siapa?"
"Peri bungamu." kata si lelaki sembari tertawa.
Si gadis tersenyum. Lelaki ini bisa saja. Batinnya.
"Kamu belum jawab pertanyaanku." Tanya si lelaki.
"Pertanyaan apa?"
"Kenapa kamu menyanyi seperti itu?"
"Karena aku ingin hujan. Kenapa?" Jawab si gadis.
"Kukira orang lain banyak memasang boneka penangkal hujan, kenapa kamu malah meminta hujan?" Tanya si lelaki penasaran.
"Karena aku suka hujan." Jawab si gadis singkat.
"Baiklah, tapi kamu belum jawab pertanyaan keduaku."
"Apa?"
"Siapa namamu?" Tanya si lelaki tersenyum.
"Mika. Mika Soeraya. Kamu siapa?" Jawab Mika tersenyum.
"Namaku....."



2.
Pipipipipipi...

Suara alarm berbunyi. Mika terlonjak bangun. Fiuhh mimpi itu lagi! Batin Mika. Malam-malam sebelumnya pun Mika bermimpi lelaki itu lagi, dan selalu berakhir sama. Lelaki yang mendatanginya ditaman di dalam mimpi itu, Mika benar-benar dibuat penasaran dengannya. Seumur-umur ia belum pernah bermimpi dengan cerita yang sama persis setiap ia tidur. Apakah ini suatu pertanda? Pertanda ia akan bertemu jodoh? Atau cinta sejati? Tapi kenapa rasanya sangat ganjil? Lalu siapa sebenarnya lelaki itu? Ahhhh menyebalkan! Batin Mika. Mika kesal, sangat kesal karena ia tidak tahu namanya, bahkan setiap mimpi itu datang selalu berakhir tepat sebelum lelaki itu menyebutkan namanya. Seolah ia memang sengaja membuat Mika penasaran kemudian terbangun. Seolah lelaki itu tahu bahwa ia memang sedang didalam mimpi. Bahkan Mika tidak ingat jelas rupa wajahnya. Wajah tampannya, entah kenapa ia merasa wajah lelaki itu memang tampan, tetapi kepalanya pusing ketika harus mengingat wajah samar-samar itu. Entahlah, Mika serasa ingin bermimpi kembali dan tidak usah bangun saja.

3.
Jam menunjukkan pukul 06.40 dan Mika terpaksa menunda dulu lamunannya tentang si lelaki misterius itu karena ia harus cepat-cepat pergi ke sekolah. Karena hari ini guru yang mengajar adalah pak Harto, guru fisika yang kalau moodnya di rusak maka ledakan amarahnya mampu meluluhlantakkan seluruh jagat raya beserta isinya hingga porak poranda. Begitulah yang kebanyakan para murid pikirkan.

Sesampainya dikelas, untungnya pak Harto datang terlambat dan ia bersyukur karena itu artinya ia telah berjasa mengamankan jagat raya ini dengan tidak merusak mood pak Harto untuk yang kesekian kalinya.

"Mikachuuu.. Pulang sekolah ada acara? Mau nongkrong bareng di kedainya bang Rizqi nggak? Sekalian kita bikin proporsal buat karya ilmiah bulan depan yuk?" Ajak Dylan seusai mata kuliah selesai. Dylan itu sahabat Mika dari kecil, Dylan tau segalanya tentang Mika. Pokoknya apapun yang Mika tahu, Dylan pasti tau dan apapun yang Mika tidak mengerti, Dylan pasti mengerti karena Dylan itu pintar! Mika sudah menganggap Dylan seperti kakak sendiri, dan begitupun sebaliknya walaupun Mika tidak tahu kalau Dylan memiliki perasaan lebih terhadapnya.
"Pulang sekolah emang rencananya mau kesana kok Lan. Tapi ditunda dulu deh bikin proporsalnya, aku ada. kerjaan lain." Ujar Mika.
"Ya sudahlah, kerjaan apa? Perlu bantuan?" Tanya Dylan.
"Nggak usah Lan. Cuman mau menyalin ulang karya-karyanya Sapardi Djoko Damono aja sih hehehe".
"Wihh... Calon sastrawan!!" Kata Dylan heboh.
"Hehe.. Biasa aja dong Lan".
"Tapi nanti boleh dong ikutan gabung sama temen-temen lain?" Ajak Dylan sembari memasang wajah setengah berharap.
"Iya pasti Dylan." Ujar Mika.



#to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar