Laman

Jumat, 14 Juni 2013

No Boyfriend No Problem !

NO BOYFRIEND, NO PROBLEM! Namaku Dara, aku terlahir sebagai anak mama dan papa yang tiap hari kerjaanya ngurusin surat-surat yang menurutku nggak jelas isinya. Kata temen dan mama sih aku anaknya cuek, cantik, pinter, nggak basa-basi. Aku punya temen-temen yang baik dan gokil, namanya Gita, Indri, Angel, Sarah, kemana-mana pokoknya kami selalu bareng, udah kayak geng sih tapi yang baik-baik. Di sekolah aku suka banget ke ruang musik dan main piano disana, karena sunyi dan tenang banget. Kata gita aku ini banyak fansya , cowok-cowok pada ngejar-ngejar dan naksir sama aku hih apa sih yang mereka suka dariku, aku ini kan anti banget sama yang namanya pacaran. Masa mereka nggak tau sih. “Ayo Dara cepetan papa hampir terlambat ke kantor!” teriak papa sambil mengklakson mobil nya. Huh si papa egois, emangnya dia aja apa yang telat, aku juga bakal telat lagi. “iya paaa sebentar kenapa sih!” jawab Dara lebih keras. “Kamu nggak bawa bekal sayang?” ujar mama lembut. “nggak usah ma, Dara buru-buru nih!”tukas Dara sambil mencomot sepotong roti selai dan berlari ke mobil papa. Mama tersenyum dan mengelus dada. Sekejap, mobil sudah didepan gerbang sekolah, beruntung aku belum telat, gerbang sekolah masih dibuka. Cepat-cepat kubuka pintu mobil dan menyalami papa “Sampai nanti sayang, mau dijemput jam berapa?”ucap papa. “Emm, nggak usah deh pa ntar aku pulang sama Gita cs” “Jmmm yasudah dadah” “Daaaaaah” huuft kaya anak kecil aja pake ‘dadah-dadahan’ segala. Jam istirahat adalah jam yang dinanti-nanti kami, Dara cs. Tongkrongan aku dan lain-lain pasti ya dikantin. Dimana lagi coba? Diperpus? Ditaman sekolah? Di aula? Ngebosenin, dapet apa coba. Nah kalo dikantin kan ada bakso, soto, mie, pudding, susu, jus, coca-cola, nyamm nyam masih banyak yang enak-enak deh. Tau nggak topik pembicaraan yang kami bahas dikantin? PACAR ya, diantara kami berlima aku yang masih jomblo, dan akan terus jomblo sampai kapanpun. Bukan karena aku nggak laku lah! Tapi aku jijik sama yang namanya pacaran. Yang katanya sayang-sayangan lah, bebeb-bebebpan lah cimit-cimitan lah, matahariku lah, pangeranku lah, anginku lah, kenapa nggak sekalian jerapahku, pohonku, kucingku,monyetku, gorilaku! ih basi! Ya denger curhatan temen-temen ya kaya gini nih : “Eh guys, kalian tau nggak pacar baru aku? Ih ganteng loh, kemarin sore baru ngajak aku jalan-jalan , terus katanya aku kaya bidadari disampingnya” ujar Sarah berbunga-bunga. Aku diam. “wow, kalo aku malem minggu kemaren diajak Vino nonton trus pulangnya dikasih bunga mawar wangi banget!” sekarang giliran Gita yang bermuka tomat. Aku masih diam. “haha, itu sih biasa! Aku malah baru bonceng mobil mercinya Ruben trus dia bilang aku cewek pertama yang duduk dimobil barunya itu” tutur Angel nggak mau kalah. “Wah kereen! Eh eh tadi pacar aku si Andi bilang kalo aku cewek paling cantik yang pernah ditemuinya!” ujar Indri sambil memainkan rambut panjangnya. Dan sekarang aku benar-benar muak denger pembicaraan mereka, aku mau cerita apa coba? Abis pacaran ama anjingnya pak satpam sekolah? Diajak nonton sama Sharukh Khan? Lebih baik diam. “Oya Dara, menurut kamu ganteng si Ruben atau Rendi?” Tanya Angel yang baru menyadari ‘keterlantarnya’ sahabat yang jomblo itu. “Ganteng marmutnya Pak Wadiman kali yah” jawab ku seenaknya, males aja ngomongin masalah tampang cowok. “hahaha bener tuh! “ saut gita “ih dasar kalian berdua, ditanya bener-bener kok” ujar Angel bĂȘte “heeeeee” aku dan Gita nyengir aja. “Eh aku cabut dulu yah! Ada urusan privasi, hehe see you muah!” aku beranjak dan pergi meninggalkan mahluk-mahluk yang sedang membincangkan “cowok” mereka. Mending cabut deh daripada dikacangin. “yayaaa dadaaaaah Daraaaa …..” ujar Sarah. Aku berjalan menuju ruang musik dan masuk kedalam, seperti biasa aku langsung memainkan piano dengan merdu. Aku memainkan lagu Bethoveen-Fur Elise lagu favoritku. Seperti suasana hatiku. Hatiku memang terasa sepi tapi bukan sepi karena kekosongan hati, melainkan sepi karena bosan dengan teman-temanku yang hanya membicarakan tentang hal yang nggak penting banget bagiku. Yah aku memang tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Aku benar-benar menikmati musik ini, dan aku merasa ada orang yang memperhatikanku sedari tadi. Ternyata itu bu Iren guru musik disekolahku, bu Iren sepertinya sangat menikmati musik yang kumainkan. Aku semakin merasa tenang dan juga senang, aku harap bu Iren bisa melihat bakatku bermain piano. Setelah selesai bermain piano, bu Iren mendekatiku. Sikapnya lemah lembut. “Kau senang dengan ini?” Tanya bu Iren “Ya, saya sangat menyukai musik ini.” Jawabku mantap “kalau begitu kamu bisa membantu Ibu?” ujar bu Iren seperti meminta sesuatu. “Apa yang bisa saya bantu?” tanyaku. “Bulan depan sekolah kita mengirim siswa untuk festival alat musik, kamu bisa ikut kan?” tawar bu Iren Yeah! Ini kesempatan emas buat aku, dengan mengikuti festival itu mungkin aku bisa menunjukkan pada teman-temanku bahwa berprestasi lebih mengasyikan daripada pacar-pacaran nggak jelas ceritanya. Aku pasti bisa, aku harus mencobanya! Batin Dara. “bagaimana Dara , apa kamu keberatan?” bu Iren membangunkan khayalanku, huft untunglah aku tidak menghayal terlalu lama. “Umm.. Emm.. Siap bu! Saya bersedia mengikuti festival musik itu. Saya janji saya akan berusaha keras, makasih ya bu” tukasku “Baiklah, ingat waktu latihanmu hanya beberapa minggu ini! Semoga berhasil ya!” ujar bu Iren tersenyum sambil berlalu. Oke semangat Dara! Tunjukan bakatmu! “Hari minggu kita jalan-jalan yuk?” Ajak ku kepada Gita cs. “Setujuuuuuuuuu!!!” ujar mereka serempak. “Oke jam 3 ya jangan telat! Kita kumpul di Cofeepark Hehe” ujarku Sekarang adalah malam minggu, huft pasti temen-temenku lagi asik sendiri sama pacar mereka masing-masing. Yaudah lah , buatku malem minggu sih nggak ada bedanya sama malem apapun. Dan biasanya malem minggun kaya gini paling-paling nonton DVD Harry Potter favoritku yang udah disetel berulang-ulang sambil ngemil brondong jagung, keripik, sama coca cola yang udah jadi tradisi dalam menonton film. Kadang-kadang ditengah nonton sambil ngemil popcorn adegan di film adalah yang bikin selera makanku ku turun, apalagi kalo ada kepala buntung, orang sekarat, kucing mati, dijamin tuh cemilan udah nggak aku sentuh sampe selera makanku bangkit lagi. Sementara aku sedang menikmati kejengkelanku liat adegan ‘menurunkan selera makan’ muncul tanpa seizin ku dulu, tiba-tiba handphone ku bergetar, ada sms multimedia dari Sarah: seneng banget dia beliin sepatu ini ;) Hmm , dibeliin sepatu? Baik bener tuh cowok, sepatunya keren juga. Sepatu bot ala Lady Gaga dengan corak stripes disisi lehernya, pasti sepatu mahal. Sebenarnya males banget bales sms orang yang lagi pacaran, tapi biar dibilang sahabat yang asyik , akhirnya aku membalas: sepatunya bagus  besok pakai ya. Belum ada lima menit ada sms masuk dari Gita: Rasanya aku kayak dua pasangan selebritis disini. Orang-orang banyak yang ngeliatin! Lalu kubalas: Berharap kalian nggak dikira Shiren Sungkar-Teuku Wisnu aja hehe. Kujawab asal aja, sms balasan dari mereka sengaja nggak aku balas karena bosen dengerin omongan-omongan yang gini-gini aja. ** Minggu pagi yang cerah. Aku akan kursus piano ditempat yang aku udah daftar kemarin, Ada 5 kelas dan masing-masing kelas untuk kursus alat musik yang berbeda. Banyak juga yang mendaftar, yang aneh dikelas kursusku hanya ada satu cowok yang milih kelas piano dari beberapa kelas musik yang lebih gentle seperti drum, gitar, dll. 3 jam sudah aku latihan piano, aku memang sudah menguasai dasar-dasarnya sehingga tidak susah saat diajarkan tadi. Aku ingat jam 3 ada janji sama temen-temen di CofeePark, langsung aja aku kesana. Setiba disana udah ada Angel, Gita, Sarah dan Indri, Aku memang selalu telat dalam hal apapun. “Eh si pembuat janji telat” Sindir Indri “Hehehe, sorry abis latihan piano tadi” “Kursus piano? Buat apa?” sambar Sarah yang udah mesen cappuccino duluan. “Yeee, kalian kayak nggak tahu aja. Aku mau ikutan festival musik loh bulan depan” “Festival musik??” ujar serempak “Bu Iren ngajak aku suruh ikut, siapa tahu sekolah kita biasa juara.” “Widih, tumben banget kamu. Lagi jadi pembela sejati sekolah ya? Hihihi” timpal Gita. “Haha , sekali-kali lah ikutan jadi orang penting di sekolah” Aku Cuma nyengir. Kami tertawa dan lagi-lagi topik pembicaraaan kami adalah pacar. “Eh Dar, aku mau Tanya sesuatu sama kamu.” Tanya Angel tiba-tiba “Tanya apaan?” ujarku “Apa enak ya ngapa-ngapain sendirian?”Tanya angel udah kayak wartawan siap mewawancarai Syahrini. “Maksudnya enak gimana?”Tanyaku sok lugu. “Emang kamu nggak ngerasa sendiri selama ini? Nggak kesepian?” Ujar Angel. Aku hanya bingung apa yang Angel katakan, sementara aku lihat Gita, Indri dan Sarah sepertinya mengerti apa yang dikatakan Angel. Mereka senyum-senyum geli. Aneh. “Sendiri? Kesepian? Nggak tuh, kan ada kalian sahabatku, dirumah ada Kak Sherly Mama dan Papa. Nggak kesepian kok.” Ujarku sekenanya. “Aduh Dara, masa kamu nggak nyadar aku ngomong apa sih? Ayo dong, pahami apa yang aku bilang?” Angel bener-bener nggak tahu gemana nauin si Dara yang sok lugu itu. Aku sejenak berpikir, Kesepian? Sendiri? Enak? Angel ngomong gitu sehabis kami ngobrolin Bu Mega yang udah umur kepala empat belum nikah-nikah. Jadi mungkin…. ???? What! Jadi Angel ngarep aku pacaran! Hiuuf , sekarang aku paham apa yang dia bilang. “Oh jadi itu.” Ucapku dengan kesal. “jadi kamu ngerti?” “Kamu nggak pengen aku sendiri gitu? Artinya kamu pengen aku pacaran?” ujarku “Nah itu maksudku, sampai kapan kamu mau menjomblo terus? Sampe nenek-nenek kayak bu Mega gitu? Terus nanti mau nikah sama siapa? Masa sama aku? Sorry ya aku masih normal. Hehe” ujar Angel nyeplos aja. Huuh Angel kayak nggak tau aku aja. “ no no no no.. sekarang aku belum pengen pacaran. Lagian kalian juga tau kan? Aku paling sebel kalo disuruh pacaran, bisa-bisa aku mendadak alay sejagat raya deh kalo gitu!!” ujar ku sejujur-jujurnya. “kok alay sih, itu sih pandangan kamu aja tentang pacaran. Nggak semua orang pacaran itu bebep-bebepan kayak yang kamu pikir, tinggal kita aja yang nganggepin kalo pacaran itu yang kayak gemana dan harus kayak apa.” Ujar Angel panjang lebar, kalo aku cowok. Aku bakal ngerasa si Angel Khutbah selama-berjam-jam abis pada jumatan. “Eh, ngel kamu kalo mau nasihatin aku mending itu nasihat buat jomblowan-jomblowan lain deh yang nggak laku tapi pengen pacaran. Tenang aja deh, suatu saat nanti kalo aku mau, aku pasti pacaran.” Ujarku. Angel cuma bisa melongo dengan huruf “o”nya. Yaudah lah ngomong sama Dara kayak apapun juga ya nggak akan mempan lah. Batinya. ** *Sementara itu…. Sarah, Indri, Angel, dan Gita ngerasa prihatin liat kesendirian Dara, mereka masih maklum , bagaimanapun juga Dara belum pernah merasakan jatuh cinta selain jatuh cinta sama mereka dan orang tuanya. Maka dari itu Angel, Sarah, Indri, dan Gita berencana untuk menjadi mak comblang buat Dara dengan membuat daftar cowok yang akan PDKT sama Dara.Tadinya ada 25 anak yang ngaku ngefans sama Dara, tapi karena kebanyakan, jadi cuma sepuluh yang diambil yang cakep-cakep yang kira-kira cocok dengan Dara. Daftarnya sebagai berikut: Nama Ciri-ciri Hobby 1. Doni Tinggi, anak basket, item manis Basket 2. Reno anak juragan kembang, ganteng tapi jadul Suka ngerayu 3. Soni Sopan, pintar, tapi Gagap suka ngelucu 4. Arya Putih, mirip Afgan Syahreza, pake kacamata Baca buku 5. Kemal Tajir, body beda tipis sama Ade Ray pamer 6. Rangga Tinggi, anak band, cakep Nge-band 7. Iqbal Ganteng tapi sok keren Caper 8. Reza Kalem, Tinggi, Putih - 9. Morgan Tajir, Sok Keren nge-Game 10. Adib Putih, mirip Robert Pattinson Fotoin orang “Jadi maksudku, ke sepuluh cowok ini harus bisa ngajak Dara nge-date ” jelas Indri “Gimana caranya? Trus kalo gagal?” sela Sarah. “Ya pake tebarin pesona mereka dong, dan kalo gagal mungkin emang Dara udah kebal dari virus jatuh cinta deh.” Ujar Indri “Sip , kapan kita mulai misi kita?” Ujar Gita “Secepatnya, kalo besok gimana?”jawab Indri “Oke. Tapi apa perlu kita bilang dulu ke Dara?” ujar yang lain “Itu masalah belakangan, kita jalani dulu okay?” ujar Indri. Dan misi pun dimulai…. ** Keesokan harinya ……… Capek juga kemarin kursus piano seharian, berangkat sekolah aja tangan rasanya nyeri banget. Sepulang dari CofeePark kemarin aku sengaja pulang duluan dan kulihat Sarah dan lainnya seperti sedang membicarakan sesuatu. Kira-kira apa ya? Biasanya sih kalo mereka bikin rencana-rencana ya bakal minta pertimbangan sama aku ini kok rasanya kayak diam- diam ya. Pelajaran bahasa Indonesia sekarang kosong. Yes! Aku bisa ngabisin waktu baca novel diperpus yang sempet tertunda kemarin. Perpustakaan lagi sepi, aku bakal santai deh disini. “Sendirian nih?” Kudengar suara cowok, lalu aku menoleh. Huh ternyata Doni. Anak basket yang modal tampang doang, biasanya kan dia nggak pernah di perpus. Aneh. “Kamu liat aku sama siapa?” kujawab dengan sinis saja. “Hehehe, sendiri sih sebelum aku dateng.” Ujarnya sok manis, aku pernah denger cowok ini pernah nyolong fotoku diam-diam, dari situlah aku benci sama dia. “Oh.” Jawabku singkat. “Oh doang? Ajak cerita dong.” “Perpus itu buat baca, kalo mau cerita di kantin aja sono.” “Ya udah kalo gitu ke kantin yuk kita ngobrol?” “Kamu nggak liat aku lagi apa?” “Baca buku. Itu kan bisa nanti, ayolaaah.” “Nggak bisa. Ajak yang lain aja sana.” Ujarku kesal. “Yaudah aku mau ngomong sebentar.” “Penting banget?” “Bagiku sih iya, nanti pulang sekolah temenin aku beli seragam basket buat tim sekolah yuk?” Ajak Doni, kayaknya nih anak cari kesempatan deh. Emangnya aku bodoh apa, aku tau dia bohong, padahal kemarin aku liat Si Ryan kapten basket udah beli seragam basketnya. “Nggak ada waktu, sorry.” Jawabku lantas pergi. Kulihat raut wajahnya kecewa karna nggak berhasil membohongiku. Kasihan kasihan.. Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, aku bisa istirahat sebentar. Dan nanti sore aku akan latihan piano lagi. Festival musik itu tinggal 3 hari lagi , rasanya waktu berlalu cepat sekali. Aku menunggu mobil papa datang, sebenarnya aku malu masih dijemput orang tua. Dikira aku anak manja lagi, huh nggak eksotis jadinya, hehehe. Tiba-tiba ada si anak juragan bunga melambai-lambai ke arahku dan mendekatiku. Gayanya norak banget. Kayak remaja taun 70-an, jadul badaiii. “Eh ada neng gelis Dara, lagi nunggu jemputan ya?” sapa Reno dengan gaya terjadulnya. Hueks. “Eh iya nih” kataku sok asik. “Cuacanya panas banget loh, nanti kulit kamu yang cantik itu jelek loh. Mending kita ngejus dulu yuk di resto.” Ajak Reno, huih ngimpi kali ya mau ngajak aku, nggak bakalan bisa. “Aku lagi nunggu jemputan papa.” “Cie yang anak papa patuh dan sopan banget sih, 5 menit aja kok, yuk daripada nanti kehausan.” Rayu Reno lagi. Sumpah jijik aku liat gayanya itu , ih bikin aku enek. Sebelum aku sempet jawab, untung mobil papa udat keburu dateng. Aku bisa terbebas dari rayuan singa jelek itu. Huhu Terimakasih Tuhanku. “Sorry jemputanku udah dateng.” Cepat-cepat aku masuk mobil dan berusaha nggak ngeliat kerlingan matanya. Ih masa pas aku liat dari kaca mobil, dia tuh ngiba-ngibas rambutnya yang super klimies itu dan nyengir didepanku. Amit-amit mimpi apa aku semalem sampe ketemu mahluk gaje kayak gitu. ** Aku sudah ada didepan tempat aku kursus piano, tapi ternyata hari ini sengaja diliburkan, huh sayang banget. Padahal Festival tinggal beberapa hari lagi, yaudah lah mau gimana lagi. Sambil ngilangin rasa bĂȘte ini aku calling Angel, Gita, Sarah, dan Indri buat ketemuan di mall. Semenit kemudian kami sudah berkumpul dan kembali mengobrol, untung mereka lagi nggak ngobrol masalah pacaran. Dan aku bakal curhat ke mereka tentang hari ini , bener-bener hari yang aneh. “Kalian tau nggak rasanya kok ada yang aneh ya?” tanyaku. “Aneh gimana?” “Tadi aku diajak nemenin Doni yang bisanya nggak pernah ngedatengin aku, biasanya dia kan cuma berani nguntilin aku doang, trus yang kedua aku dirayu sama si roma-irama si Reno itu ih jijik banget denger rayuan-rayuanya. Apa kalian tau ya?” “Haha dirayu anak juragan itu, wow kamu haru berterimakasih sama kita karena udah dirayu Reno.” Ujar Sarah keceplosan. Gita mencubit lengan Sarah. “Maksudmu berterima kasih?” ujraku tak mengerti. “Em, eh, anu nggak kok, maksudnya kamu eh, anu…” ujar Sarah serba salah. Angel Cuma nyengir. “Pasti kalian ada sesuatu deh yang nggak diceritain ke aku? Tega banget ya kalian?” “Eh, bukan gitu maksudnya. Oke aku bakal jujur, tapi kamu jangan marah ya?” sela Sarah, lalu Indri yang menjelaskan. “Jadi gini, kita buat rencana buat kebaikanmu Dar. Kita nggak pengen ngeliat kamu ngejomblo terus.” Jelasnya. “Oh jadi gini ceritanya, oke kalian nggak suka ya punya sahabat yang jomblowati kaya aku ini. Jadi kalian nyariin aku pacar biar kemana-mana aku nggak kayak obat nyamuk kalian gitu?” ujarku marah. “Hey hey, bukan begitu maksudnya. Kita kan udah sahabatan 5 tahun Dara, plis dong kamu ngerti maksud kita. Kita mau lihat ada yang meperhatikanmu, menyayangimu selain kita dan orang tuamu, ayolah kasih kita kesempatan buat membuktikanya.” Jelas Indri. Sekarang aku ngerti maksud mereka walaupun aku nggak suka. “Oke its ok jadi kalian mau aku kasih kesempatan kalian, oke aku kasih tapi kalo gagal. Aku nggak mau kalian bikin rencana yang aneh-aneh lagi ngerti?” “Nah gitu dong Dar, kamu harus buka hati kamu.” “Ya , omong-omong siapa aja sih cowok yang kalian mau jodohin sama aku? Huh jangan-jangan yang jijay-jijay, kalian tau kan sama cowok normal aja aku nggak deket apalagi ya alay-alay. Ogah ah.” Sepulang dari restoran aku langsung berbaring di kamar dan memandangi langit-langit. Aku sempat berfikir yang tadi dibilang Indri, bener juga yang dikatain dia, sampe kapan aku mau kaya gini terus. Tapi ketemu cowok aja aku nggak betah lama-lama apalagi pacaran. Ada yang aneh sama sifatku kayaknya. Tiba-tiba suara pintu diketuk. Ada mama memanggil. “Dara itu ada teman kamu dateng.” “Siapa mah, suruh ke kamar Dara aja.” “Ye kamu, orang dia cowok. Coba deh temuin dia.” Hah cowok? Ngapain sih dia kerumahku? Siapa juga dia? Ada kepentingan apa? “Ogah ah maah, bilang aja Dara udah tidur.” “Kamu ini aneh ya , baru saja jam 7 malam. Sepertinya dia anak baik-baik.” “Iyaa iyaa mah.” Huh males banget turun. Pasti ini aneh-aneh lagi. “Jarang-jarang ada cowok dateng nyari kamu. Hayo dia siapa?” ledek mama. “Ih aku juga nggak nyangka ada cowok tumben dateng kesini ma.” “Ya sudah sana temui. Jangan lupa suruh dia masuk, diluar dingin.” Dasar mama. Jelas-jelas aku paling benci ada cowok asing masuk kerumah ku apalagi ada kepentingan sama aku. Eh, jangan-jangan ini…. Ini pasti misi Sarah dan yang lain. Uh sudah kuduga pati begitu, boleh sih. Tapi waktunya nggak tepat banget. Huh. “Asssssalamu’alaiiiikummm” “Walaikumsalam” saat kubuka pintu, ternyata itu Soni. Jiah rasanya pengen ngegaplok mukanya Sarah dll deh. Masa aku bakal pedekate sama cowok yang gagap kaya Soni. Alamaaaak “Hai Dara?” Sapa Soni. “Hai, ada apa ya malem-malem gini?” “A a a ku cu cu ma mau bi lang sesua a tu” Ujar Soni dengan latah yang mulai kumat. “Sesuatu apa?” “Ka ka ka mu ma a a u kekekekencan dedenganku ngggaak?” “Apa?” aku agak kurang jelas. “kekekekencan ddedengangankuku?” Aku mengerti. Soni ngajak kencan. Bisa-bisa aku dikira pacar Azis gagap lagi, tapi keliatanya asik deh ngerjain Soni. Lucu juga. Jadi aku Tanya lagi. “Kamu bilang apa?” “KA KA KAMU MAMAMAU KEKEKENCAN DEDEDENGAN KU APPAPPA NGAGGAK?” hahaha Soni bener-bener payah ngucapin kata-katanya. Mukanya jadi lucu. “Em ngajak kencan? Dididimamamananana?” tanyaku sengaja menirukan gaya Soni. “Hahaha kakamu lulucucu ya, dididitatamann yuk akkukuku bisasa nangkep kupupu kupu buat kakamu.” Ujar Soni dengan susah payah. Bener-bener kasihan. Helloo kupu-kupu? Anak kecil kali ye dikasih kupuu-kupu. “yaya aku nggak bisa deh.” Kataku ngeles. “Yayaya uddah akkku pulang ddulllu ajjajja.” Katanya lemas. Dasar , gitu doang usahanya? Bener-bener payah deh. ** Hari ini aku dibolehin papa bawa mobil berangkat sekolah, jadi pulang sekolah aku bisa langsung kursus piano. Yes. Aku sengaja berangkat pagi biar nggak macet dijalan, tapi yang namanya Jakarta jam 6 aja udah rame, dan aku pasti bisa sejam macet dijalan san telat deh. Belum sampai disekolah tiba-tiba aja nih mobil mogok. Sialan. Lalu ada cowok dateng, itu Kemal si cowok yang menurut Sarah dll tergila-gila sama aku, kemal juga masuk di daftar cowok yang Pedekate sama aku, ih padahal dia itu Matrialistis dan suka pamer. “Dara, kamu kenapa disini?” “Nggak liat apa ban mobil bocor.” “ye jutek amat neng, udahlah mobilnya ditinggal aja. Kamu nebeng aku yuk, naik mobilku tuh , aku baru membelinya kemarin.” Ujarnya. Pamer banget sih. trus gue harus bilang wow gitu? Hmm “Sayang mobil papa ditinggal, kalo ilang gimana?” “Ya ampun sayang, mobil gini doang. Ilang juga bisa beli lagi kan?” jelas Kemal. Beli lagi? Nggak salah tuh? Gampang banget ya ngomong. Dan sekarang aku bener-bener kesal sama dia. “Beli? Kamu kira gampang? Ini tuh mobil papa!” “Oh jadi mau aku yang beli, tenang aja deh asal kamu mau jadi pacar aku.” Dasar brengsek. “Eh emang aku cewek matre? Udah pergi aja sana! Aku nggak sudi nebeng orang pamer kayak kamu.” “Udahlah nggak usah nolak, kamu sebenernya mau kan? Apa jangan-jangan kamu juga pulangnya minta kuantar?” Plakkk.. satu tamparan mengenai muka Kemal. “Nih baru tau rasa.” Aku langsung menitipkan mobil ke rumah orang dan pergi naik taksi ke sekolah. Di sekolah…. BRAAK! Kugebrak meja sekeras mungkin. “Ada apa sih Dar?” “Pokoknya kalian beresin tuh misi kampungan yang kalian buat itu! Gila gue bener-bener kesel sama Kemal! Emangnya aku cewek matre apa!” bentakku “Aduh Dara, jadi ini , jadi kamu nggak mau ngelanjutin misi kita lagi?” “NGGAK!!!” “Dara….” Sarah nggak bisa berkutik lagi. Akhirnya tinggal satu hari lagi dan itu adalah besok Festival musik akan berlangsung.Aku sudah berlatih giat dan sudah peersiapan dengan matang, tinggal menunggu waktu saja. Deg-degan sih tapi mau gimana lagi, demi sekolah saku pasti bisa. Sarah, Angel, Gita, Indri bener-bener ngedukung aku di acara itu yah nggak papa deh mereka pada bawa pacar mereka selama nggak nyuekin aku. Dan malam ini aku akan tidur nyenyak untuk menyambut hari esok. Selamat malam semua. ** Awal Desember ini benar-benar menegangkan, jam 8 aku akan bermain piano untuk kemenangan sekolahku. Dan aku masih merasa deg-degan dan justru semakin kencang, banyak sekali penontonya, Aku jadi takut jangan-jangan nanti piano yang kumainkan rusak, atau jangan-jangan aku lupa lirik. Huh semoga itu tidak terjadi. Dan pentas pun dimulai, aku memakai dress pendek yang anggun yang membuatku semakin cantik dilihat. Aku duduk di kursi piano, kulihat teman-temanku tersenyum kepadaku. Dan mulailah kumainkan lagu yang indah sekali, saat kumenghayati. Pandanganku tertuju pada sesosok seseorang di sudut ruangan yang melihatku dengan sangat menhayatinya. Dan anehnya dia itu cowok. Anehnya pula, aku bisa melihat dia dengan rasa berdeba-debar, tidak seperti biasa aku melihat cowok-cowok lain. Entah kenapa aku seperti merasakan rasa yang tak biasa, rasa yang seperti damai dan nyaman saat kumelihat raut wajahnya. Inikah yang disebut dengan jatuh cinta? Jadi seperti ini rasanya? Justru saat aku sedang bermain piano dan aku bisa merasakanya. Jadi apakah aku sedang jatuh cinta pada pandangan pertama? Aku lega telah menyelesaikan tugasku dari Bu Iren, dan bu Iren bangga kepadaku. Ternyata aku mendapat juara pertama dan itu sangat membuatku bangga. Saat aku selesai mengganti baju dan akan keluar ruangan untuk bertemu dengan Sarah dan yang lain. Aku berpapasan dengan orang yang tadi aku pikir aku-jatuh-cinta , dia tersenyum kepadaku. Entah kenapa tiba-tiba seperti angin menyejukkan hatiku, aku seperti terbang kelangit bersamanya, nah lho aku kenapa jadi alay gini, jangan-jangan gara-gara aku-jatuh-cinta aku jadi bukan aku lagi. Sadarlah Dara sadarlah ini Cuma mimpi, dia tak mungkin menyukaimu! Tiba-tiba tidak kusangka berjalan ke arahku dan.. “Selamat ya atas kejuaraanmu.” Ujar cowok itu, sungguh sopan didengar. “Eh iya em makasih ya.” Jawabku salting. “Oya kenalkan aku Kevin, namamu siapa.” “Aku Dara, jadi kamu disini menonton saja?” “Nggak, aku disini karna tuga juga.” “Tugas apa?” “Aku yang mengatur jalanya acara ini.” “Oh jadi kamu MC ya? Aku tadi tidak melihatmu.” “Iya, ngomong-ngomong permainanmu tadi bagus, kamu belajar dimana?” “Aku di kursus piano musictown.” “Beneran? Berarti sama dong? Aku juga murid sana loh. Tapi kita nggak pernah ketemu?” “Kebetulan banget, mungkin di hari yang berbeda?” “Pantas saja, aku ingin kita bisa berlatih bersama.” “Jadi kamu piano juga? Aku latihan di hari Minggu dan Kamis.” “Ya kita sama. Aku pasti akan pindah hari. Jadi sampai ketemu hari Minggu Dara.” Ujarnya manis. “Ya senang bertemu kamu.” Dan aku benar-benar merasakan jatuh cinta yang sebenarnya, terkadang cinta bisa membuat orang sadar menjadi gila saja. Aku nggk pengen dulu nyritain semua ini, tapi suatu saat pasti akan kuceritakan ke temen-temenku. ** Hari Minggu aku akan kursus lagi, walaupun rencananya aku ingin keluar dari kursus ini sehabis festival itu. Tapi rasanya setelah tau ada Kevin disana rasanya malah aku ingin tiap hari latihan piano deh. Hihi. “Hai Dara.” Aku mengenal suara itu. Suara yang manis. “Kevin! Kita bertemu lagi!” Pasti nada suaraku keliatan norak. Tapi siapa peduli. “Tidak kusangka kita bisa jadi teman.” Kulihat senyum wajahnya. Sungguh manis dan tampan. Baru kali ini aku memuji cowok. “Ya kamu betul.” “Nanti siang bisa makan bareng?” ajak Kevin. “Kenapa enggak ?” jawabku sambil tersenyum. Dan kami terpisah oleh kelas yang sudah mulai pelatihanya. Setelah selesai Kevin menghampiriku dan makan siang bersama, ini seperti kencan. “Aku benar-benar nggak nyangka bisa ketemu pemain piano sehebat dan secantik kamu.” Pujinya. Aku melihat kata kejujuran yang tidak dibuat-buat dari matanya. “haha kamu bercanda, aku masih amatiran.” Ujarku merendah. “Nggak, kamu bener-bener special yang pernah kulihat dari sekian banyak pemain piano yang pernah kukenal.” Ujarnya. Special? Special dihatinya? Benarkah? Apa dia mempunyai perasaan yang sama? “Aku menyukaimu Dara.” Ujar Kevin membuyarkan lamunanku. Aku terhenyak. “Dara, sejak pertama melihatmu aku benar-benar menyukaimu, entah mengapa rasa ini begitu saja mengalir.” Jelas Kevin dengan mata binar. Aku benar-benar bahagia. “Kamu yakin? Kamu benar menyukaiku?” tanyaku, aku tidak yakin jangan-jangan ini hanya khayalanku saja. “apa perlu kuulangi, aku mencintaimu untuk yang pertama kalinya Dara. Apa kamu punya perasaan yang sama terhadapku?” “Ya a .. a a ku juga tidak tahu rasa ini mengalir begitu saja. Aku juga menyukaimu Kevin.” Tiba-tiba Kevin menggenggam tanganku. “Berjanjilah kamu akan selalu ada disampingku.” “Ya aku akan berusaha menepatinya.” ** Malam ini malam yang terindah bagiku, aku nggak nyangka aku seorang Dara bisa jatuh cinta? Dan sekarang punya pacar? Aku akan telfon Sarah sekarang juga, dia pasti senang dan kaget. Cukup telfon ke Sarah pasti akan menyebar ke Indri,Angel, Gita dengan cepat. Jadi kutelpon dia sekarang. “Hallo Sarah?” “Hallo Dara, kemana aja sih kamu tadi siang? Aku tunggu kok nggak muncul-muncul? Yaudah kita tinggal deh kamu!” Sarah malah yang nyerocos. Ditunggu? Oiya aku baru inget aku ada janji sama mereka, ya ampun gara-gara Kevin aku jadi lupa semuanya. Haha Cinta memang buta. “Oh iya maaf-maaf, aku baru ketemu sama…” belom selesai ngomong Sarah nyerocos lagi. “Aduh iya kamu dikasih applause kan sama bu Iren, terus ditraktis makan, terus…” Sela Sarah “Eits kamu salah besar! Kamu pasti nggak nyangka!” ujarku cepat-cepat. “Aku jatuh-cinta-sama-seseorang!” “Tuh kan apa aku bilang kamu pasti…. HAH!! Jatuh cinta? Yakin? Kamu beneran? Jangan bohong deh?!” teriak Sarah nggak jelas kayak orang lagi antri mandi. “DENGERIN YA SARAH AKU LAGI JATUH CINTA DAN SEKARANG AKU PUNYA PACAR BARU!!!!” jelasku dengan keras. “Daraaaaaaaaaaaaaaa…. Kamu hebat! Siapa namanya? Sekolah? Gimana cirri-cirinya? Wah pasti…”tut tut tut Ku tutup Telpon yang menggantung, aku akan membuatnya penasaran sampai nggak bisa tidur semalaman. Tapi kulihat dia sampai miscall berkali-kali dan kuabaikan saja. Sementara itu Kevin akan datang kerumahku malam ini. Sudah 1 jam Kevin tidak datang-datang, aku kawatir Kevin kenapa-kenapa dijalan. Tiba-tiba saja Handphone ku jatuh, aku kaget sekali karena ada orang telepon dengan nomor yang tak kukenal. Mungkin dari Kevin. “Hallo, apa ini dari keluarga pemilik ponsel ini?” aku dengar seperti suara bapak-bapak dan ramai sekali disana. “Maaf, bukan tapi saya temanya. Apa yang terjadi pak?” Aku gemetar. Kevin. Kevin. Kevin. “Kami menemukan jenazah orang ini baru saja diduga akibat kecelakaan.” Suara bapak itu melemah. “…….” Ponselku terjatuh. Kubiarkan suara dari seberang sana memanggil-manggil. Aku tidak mengerti. Dimana Kevin? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa semua ini begitu cepat? Justri disaat aku mulai mengenal cinta, mengapa aku tidak bisa menjalaninya. Kurasa pipiku memanas, aku menangis sesenggukan sampai mama menamnggil-manggil kawatir dipintu kamar. Hancur hatiku, Mengapa semua ni hanya indal diawalnya? Megapa semua ini hanya berakhir duka? Mengapa Kevin tidak menepati janjinya? Kenapa besok yang kuceritakan kepada Sarah berita yang harusnya bahagia kenapa justru menjadi berita duka? Lebih baik aku tidak pernah merasakan cinta. Aku terasa mati. Dan tak berdaya lagi. Dan mala mini adalah bukan lagi malam yang indah, tapi malam yang kelam dan mengharukan, yang menggoreskan luka dalam yang menganga.